Thursday, February 13, 2014

Kisah kita : Saat ikatan batin itu masih ada


Sudah berapa hari terakhir ini aku tak pernah peduli terhadap perasaanku, tubuhku yang terkadang rewel di waktu yang tidak terduga. Sampai akhirnya, rasa sesak ini mengganggu teramat sangat. Bahkan dengan sesibuk apapun, rasa itu semakin jadi menjadi dan membuatku tak bisa beraktifitas sewajarnya. Ada apakah ini? Diantara segunung pekerjaan, tiba-tiba namamu terlintas dalam pikiranku dan kurasakan sesakku semakin menjadi. Aku tak pernah ada riwayat mengidap penyakit asma, cuma terkadang memang aku pernah sesak, tapi ada yang menstimulus sesak yang terjadi, tidak seperti saat ini. Kucoba melawan semua rasa sesak yang mengganggu ini.. Hari itu berhasil kulalui dengan susah payah, berhasil aku lalui dengan bantuan-Mu, Tuhan.

Keesokan harinya, dari bangun tidur hingga sibuk luar biasa, rasa sesak itu semakin menjadi. Ya aku tak kuat lagi, aku tak tau ada apa ini sebenarnya. Antara yakin dan tidak yakin, aku mulai membuka emailku, ya email utamaku sekarang. Ku klik tombol compose, kutulis sebuah subject "Apa Kabar?" terdiamku termenung, akankah kulanjutkan email tersebut. Diam beberapa saaat hingga akhirnya aku tulis isi emailnya, dan tujuan email masih aku kosongkan. Hanya menanyakan kabar dan tak lebih. Akhirnya kukirim email tersebut saat jam istirahatmu, berharap tak mengganggu waktu bekerjamu.
Entah kenapa kekhawatiranku semakin menjadi. Aku coba hubungi teman kantormu, mencoba mencari tau. Dan ya kuketahui bahwa kamu kecelakaan hari sebelumnya, hari dimana rasa sesak itu begitu luar biasanya. Masih sekuat itukah ikatan batinku padamu? Padahal dalam email balasanmu, kau katakan kau baik-baik saja. Miris rasanya.

Antara ingin menjengukmu atau membiarkannya.. Antara ingin mengetahui keadaanmu dengan mata-kepalaku atau membiarkan semuanya.. Antara ingin membalas budimu merawatku dulu, tapi....ya ternyata waktuku tak bisa saat itu. Teman-temanku, termasuk teman kantormu, melarangku untuk menjengukmu. Ya.. aku mengikuti saran semua orang, meskipun itu menyakitkan untuk hatiku. Aku belajar mengikhlaskanmu dengan begini. Ada banyak orang yang akan merawatmu termasuk dia, kekasihmu sekarang.

Ya, aku tidak baik-baik saja saat mengetahui kau tidak baik-baik saja.

0 komentar:

Post a Comment