Wednesday, February 12, 2014

Kisah kita : Ketika kenangan kembali


Angin ac memenuhi kamarku.. semakin membekukan hatiku yang telah beku..
Berbagai pekerjaan hanya terpampang didepan layar komputer yang hanya aku pandangi.. dengan pandangan kosongku.. Apa yang akan aku kerjakan kali ini? Tak ada ide untuk menyelesaikan pekerjaan..
Jam di dinding terus berdetak dengan kencangnya,, menunjukkan pukul 02.00 a.m. Sudah berapa jam aq termenung memandangi pekerjaanku dan tak kunjung kuketikkan sebuah code untuk menyelesaikannya.

Entah untuk hari keberapa aku tidak tertidur, menenggelamkan pikiranku dalam pekerjaan yang semakin aku kerjakan, semakin komplek. Nanti pagi aku harus mempersentasikan ini semua. Tapi sudah lebih dari 2 jam, aku tak kunjung menyelesaikannya. Pikiranku kembali melayang. Entah apa yang sedang aku pikirkan.. Ya rencana beberapa minggu ke depan, yang lagi-lagi persiapannya belum matang dan ada yang harus segera aku selesaikan.


Entah kenapa, lagi-lagi tanganku iseng menggerakkan mouse menuju my computer, dan meng-klik drive hdd externalku dan tanpa aku sadari kotak pandora itu telah terbuka. Berbagai folder dengan nama tempat ada disana. Kembali potongan-potongan kejadian sambung menyambung dalam otakku. Buyar sudah konsentrasiku kali ini. Bahkan aku jadi tak ingat apa yang akan aku kerjakan, aku lupa itu sudah dini hari dan aku lupa paginya aku harus segera berangkat keluar kota untuk menyelesaikan ini semua. Aku kembali termenung, senyuman terlukis dari bibirku, dan ya.. tak bisa kupungkiri, mataku berkaca. Beberapa butir cairan memaksa untuk keluar dari dalam mataku, saling mendorong satu sama lain karena semakin sempit tempat mereka berada. Tetes demi tetes tak terelakan, dan akhirnya kuselesaikan semuanya, kumatikan layar komputerku. Berusaha memejamkan mata. Semakin memaksakan untuk tidur, semakin semua kejadian-kejadian terputar dalam benakku. Tanpa pikir panjang, kunyalakan lagi perangkat keras itu, memaksakan otak untuk kembali bekerja menyelesaikan pekerjaanku dengan ditemani secangkir kopi yang dengan terpaksa harus aku teguk sedikit demi sedikit.

Adzan shubuh pun berkumandang, namun pekerjaanku belum usai dan aku harus berangkat ke ibukota kembali mengejar jadwal keberangkatanku. Kuselesaikan semuanya apa adanya. Ntah apa yang akan aku persentasikan siang itu. Lelah sekali dengan aktivitas ini, aktivitas yang aku sendiri tak menyangka aku sanggup melalui ini semua.

0 komentar:

Post a Comment