Tuesday, February 18, 2014

ketika DIA menyuruhku beristirahat


Terbaring aku dalam selimut putih..
Seminggu sudah aku terdampar di kasur putih ini dengan jadwal wanita berseragam putih tiga kali sehari mendatangiku.


Pria berjas putih selalu berkata besok makanan sudah boleh a,b, c hingga z disebutkan.. dan berkali-kali ucapan terima kasih mengalir dari bibirku..
Dan mereka selalu menanyakan hal yang tak pernah aku jawab dengan kata-kata..hanya senyum yg tergambar dalam wajahku.

Tabunganku sudah mulai terkuras..itu yang selalu terpikirkan hari ke hari..
Engkau selalu berkata jangan terlalu memforsir diri saat bekerja tiap jadwal pagi kita berjumpa..dan lagi-lagi hanya bisa tersenyum aku menjawabnya..dan setiap usai nasehatmu..aku selalu bertanya kapan aku boleh pulang?kapan aku bisa melanjutkan pekerjaanku.. meskipun kadang aku bandel meminta seorang wanita yg datang diantara jadwalnya untuk mendekatkan laptopku agar aku bisa bekerja..mendekatkan ponselku agar aku bisa mengabari beliau yang selalu mengecekku.

Aku rindu beliau, aku rindu beliau.. maafkan aku untuk berbohong seminggu ini.. aku hanya tak ingin engkau khawatir meskipun aku tau..engkau tau keadaanku. Maafkan aku.. aku akan segera menyelesaikan pekerjaan ini dan menemui.. itu janjiku.

Tubuh ini kaget saat diajak berlari kembali..maafkan aku, tubuhku.. karena tidak melakukan pemanasan yang cukup.. aku sayang padamu.. Tuhan, terima kasih atas tubuh yang masih sempurna.. meskipun ada bagian yang mulai tidak bisa seperti dulu lagi setelah kejadian kemarin.. Tuhan.. terima kasih atas udara yang masih dengan bebas bisa aku hirup setelah alat itu terlepas.. Terima kasih untuk semuanya..


0 komentar:

Post a Comment